Niat Puasa Romadlon Sebelum Terbit Fajar
Jangan lupa bahwa untuk mengerjakan puasa
romadlon harus ada niat sebelum terbit fajar. Kalau sampai tidak niat dan
keburu datang fajar…..?, ini haditsnya:
“Anna rosulallaahi SAW qoola;
Man lam yujmi-‘ish-shiyaama qob-lal faj-ri falaa shiyaama lahu” (HR.
Abu Daud kitaabush-shoum)
~Sesungguhnya rosulullah bersabda; Barang siapa
yang belum niat puasa romadlon sebelum terbit fajar maka tidak ada puasa
baginya.
Pengertian hadits ini adalah jika seseorang lupa atau memang tidak
niat puasa romadlon hingga terbit fajar, maka dia tetap wajib mengerjakan puasa
di hari itu namun tidak terhitung sebagai puasa romadlon dan dia harus
mengganti puasa di hari yang lain.
Maka untuk mengantisipasi itu, jangan sampai
tidak sholat tarawih dan tidak sahur. Dengan mengerjakan tarawih dan sahur
insya Alloh kita jadi ingat bahwa besok kita akan puasa dan hati kita segera
kita niatkan untuk puasa. Dan niat berpuasa sepanjang hadits yang saya dapatkan
dalam kutubussitah, tidak ada niat puasa yang diucapkan. Jadi cukup niat dalam
hati bahwa besok saya akan berpuasa. Kecuali jika pembaca mempunyai dasar hukum
yang kuat tentang niat puasa yang diucapkan maka silahkan diamalkan dan jika
tidak keberatan mohon tuliskan dasar hukumnya untuk saya.
Makan sahur itu barokah
Sobat…, apakah kamu termasuk orang yang males untuk makan
sahur…?, enggak apa-apa, banyak temennya. Tapi coba perhatikan hadits berikut
ini:
Tasach-charuu fa-inna fis-sachuuri barokatan. (HR. Bukhori
kitaabush-shoum)
~makan sahurlah kalian, maka sesungguhnya di dalam makan sahur
ada barokahnya.
Jadi cobalah untuk tetap makan sahur mengingat rosul bersabda
demikian. Jangan mentang-mentang kuat kalo gak sahur, terus puasanya ga pake
sahur. Ingat bahwa barokah itu adalah kebaikan yang sangat banyak
pengertiannya. Lagipula pasti ada nilai pahalanya karena kita mengikuti sunnah
rosul. Mulai biasakan diri untuk makan sahur agar puasa kita tambah barokah.
Apalagi ada hadits yang bunyinya seperti ini:
Inna
fashla maa baina shiyaaminaa washiyaami ahlil kitaabi ak-latussachuri.
(HR. Abi Daud kitaabush-shoum)
~Sesungguhnya bedanya antara puasaku (Nabi
Muchammad) dan puasanya orang ahli kitab (yahudi & nasroni) adalah makan
sahur.
Dalam beribadah orang islam menyelisihi orang ahli kitab. Maka dengan
makan sahur berarti kita menyelisihi mereka. karena mereka puasanya tanpa makan
sahur.
No comments:
Post a Comment